SAR-BNPB TANAH DATAR official website | Members area : Register | Sign in
Yhohannes Neoldy. Diberdayakan oleh Blogger.

Waktu Berjalan

Hari Berganti

KUNJUNGAN

free counters

Total Tayangan Halaman

WAKIL BUPATI TANAH DATAR H.HENDRI ARNIS MEMBUKA PELATIHAN SAR TANAH DATAR

Rabu, 25 Januari 2012

Tingkat musibah bencana yang cukup tinggi di wilayah Kabupaten Tanah Datar, diperlukan upaya antisipasi dan penanganan yang professional, tenaga andalan SAR sebagai ujung tombak BPBD Luhak nan Tuo, perlu membekali diri dengan berbagai keterampilan, terutama dalam menguasai tantangan alam yang cukup berat.
“Kita tidak menginginkan datangnya bencana, namun harus diantisipasi dengan berbagai keterampilan, sehingga warga yang dilanda musibah dapat tertolong secara cepat, terarah sesuai sasaran yang akan ditangani”, tutur Wakil Bupati H.Hendri Arnis ketika membuka pelatihan SAR di aula eksekutif kantor Bupati Jln.Sultan Alam Bagagarsyah Pagaruyung Jum’at 20/1.
Pada kesempatan itu Wabup mengharapkan, agar setiap kejadian bencana dapat masyarakat mendapat peertolongan secara cepat, ini Sangat ditentukan dari tingkat pengetahuan dan keterampilan para relawan SAR BPBD  Tanah Datar.
Semantara ketua tim kesehatan SAR Tanah Datar Dokter Ardian memberikan berbagai materi yang berkaitan dengan upaya memberikan pertolongan kepada korban bencana , terutama dalam memberikan pertolongan pertama bagi korban di lokasi bencana.Kepala BPBD Tanah Datar Altri Suandi mengemukakan sekitar  kesiagaan dalam memberikan pertolongan dan bantuan terhadap korban bencana yang memerlukan bantuan secara cepat dan tepat di lokasi bencana.
Sekretaris BPBD Tanah Datar Deddy Prihatin dalam paparanmya sekitar tertib manajemen kebencanaan menekankan, bahwa setiap operasional ke lapangan setiap personil, termasuk relawan SAR perlu mempersiapkan andiminstrasi, terutama menyangkut keuangan , perlu dengan data yang jelas dan akurat.
Syarifuddin selaku Kasi Kesiapsiagaan menguraaikan sekitar upaya yang harus dilakukan dalam mengantisipasi kejadian bencana, sejumlah lahan yang dianggap rentan terhadap terjadinya musibah bencana, perlu disurvey dan didata, agar warga yang ada di sekitar lokasi dapat lebih meningkatkan kesiagaan.
Selama rentang waktu tahun 2011 lalu, kejadian bencana di wilayah Luhak nan Tuo memiliki angka tertinggi, sehingga ke depannya harus lebih meningkatkan kewaspadaan,terutama membekali diri dari berbagai keterampilan di lapangan.
Untuk meningkatkan kemampuan navigasi darat, para anggota SAR yang terdiri dari sebanyak 30 orang personil itu, dilatih Dalam keterampilan menemukan orang hilang dengan menyisir lokasi yang diduga sebagai lahan yang menyebabkan seorang warga mengalami nyasar di lahan hutan.
Usaha mengevakuasi warga yang terjebak ganasnya alam, seperti lereng perbukitan yang cukup terjal, juga telah dicobakan berbagai tehnik dalam peneyelamatan korban dengan menggunakan tali, korban berhasil diselamatkan tanpa resiko.

Medan yang dipakai sebagai lokasi evakuasi adalah lereng perbukitan batu hampar di lokasi bumi perkemahan belakang komplek Istano Basa Pagaruyung, yang diikuti oleh anggota yunior dan senior yang telah berpengalaman di medan bencana tsunami Aceh dan Mentawai.( h/emz ).

Bencana Angin Puting Beliung di Rao-Rao Tanah Datar

Minggu, 11 Desember 2011

TANAH DATAR – Bancana angin Puting Beliung telah melanda wilayah Nagari Rao-Rao Kecamatan Sungaitarab Kabupaten Tanah Datar.Sebanyak 48 buah rumah menjadi hancur termasuk sarana tali bandar dan akses jalan Batusangkar-Bukittinggi tertutup oleh pohon tumbang.
Semua rumah yang terkena “angin gila” tersebut berada di wilayah Jorong Balerong Bunta Nagari Rao-Rao Kecamatan Sungaitarab Tanah Datar, hingga tadi malam lokasi musibah masih ramai dikunjungi warga yang berdataangan dari sejumlah Nagari tetangga.
Peristiwa bancana Angin Putung Beliung itu terjadi pada hari Minggu 10/12, sekitar pukul.14.15 WIB, 6 buah rumah tercatat sebagai penderita terparah, rumah tidak dapat dihuni, pemilik rumah terpaksa diungsikan ke rumah tetangga.
Anggota BPBD Tanah Datar begitu menerima laporan dari warga setempat, langsung menuju lokasi, yang dipimpin Kepala Badan Drs.Altri Suandi. Pohon tumbang yang menghambat akses jalan raya Batusangkar menuju Bukittinggi, dalam waktu setengah jam berhasil dibuka kembali dengan mengerahkan peralatan pemotong pohon kayu ( sinso ).
Sementara sebanyak enam keluarga yang rumahnya rusak berat, hingga pukul 20.00 WIB tadi malam 10/12 telah berhasil diungsikan ke rumah-rumah tetangga korban yang tidak terkena musibah angin kencang.
Sebanayak 48 buah rumah warga yang terkena musibah, sebanyak 10 buah diantaranya merupakan bangunan Rumah Gadang milik kaum adat di wilayah Nagari Rao-Rao, termasuk bangunan rumah yang dihuni keluarga Wali Jorong  Balerong Bunta sendiri.
Camat Sungaitarab Drs.Syahril bersama anggota Muspika dan Wali Jorong se Nagari Rao-Rao, telah melakukan pendataan bersama petugas BPBD,PMI, Pol PP dan Dinas Sosial /Tenaga Kerja, telah melakukan identifikasi warga serta jumlah anggota keluarga yang ditimpa musibah.
“Alhamdulillah hingga tadi malam, masih dinyatakan tidak ada korban jiwa”, tutur Camat Drs.Syahril yang telah melakukan pertemuan koordinasi dengan sejumlah anggota Muspida di ruangan kantor Walinagari Rao-Rao.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) Kab.Tanah Datar Drs.Altri Suandi mengatakan, atas musibah angin Puting Beliung itu, telah dilakukan langkah-langkah berupa rapat koordinasim membuka akses jalan yang tersumbat pohon kayu tumbang, mencarikan tempat evakauasi bagi warga yang rumahnya rusah berat, peemberian banaatuan logistik berupa pangan serta mengkoordinasikan dengan Dinas terkait.( Emrizal Humas BPBD Tanah Datar )




Akibat longsor menimbun badan jalan raya di wilayah Jorong Bayua Nagari Tanjung Alam Kecamatan Tanjungbaru Tanah Datar

Kamis, 01 Desember 2011

BATUSANGKAR KABUPATEN TANAH DATAR – Akibat longsor menimbun badan jalan raya di wilayah  Jorong Bayua Nagari Tanjung Alam Kecamatan Tanjungbaru  Tanah Datar Senin 28/11, hubungan transportasi Bukittinggi- Batusangkar putus total selama tiga jam.
Material longsor berupa tumpukan tanah tebing berikut pepohonan yang ikut terban, membuat badan jalan raya dari Batusangkar menuju Bukittinggi menjadi putus total sekitar pukul 8.00 WIB hingga pukul !!.)) siang.Kendaraan yang akan lewat terpaksa antri cukup panjang, mencapai lima kilo meter.
Kepala BPBD Tanah Datar Altri Suandi ketika mendapat informasi dari Muspika Kecamatan Tanjungbaru beberapa menit setelah bencana longsor itu terjadi, langsung menurunkan sejumlah personil, yang terdiri dari Kasi Kedaruratan dan sejumlah tenaga SAR Tanah Datar.
Untuk membersihkan sejumlah pohon kayu yang terban bersama longsoran , anggota SAR BPBD Tanah Datar yang dikomandoi Hendra BM dan Malin menerjunkan sebanyak dua buah mesin sinso , setelah dipotong lalu disingkirkan ke pinggiran jalan.
Selain petugas dari BPBD Tanah Datar, juga ikut turun sejumlah anggota kepolisian Linmas Polres Tanah Datar, anggota Polsek Tanjungbaru dan para personil dari kantor Camat Tanjungbaru yang bergoro secara membahu dalam meneembus ruas jalan yang terputus.
Camat Tanjungbaru Suhardi ketika ditemui Haluan di lokasi longsor tersebut kemarin mengatakan, bahwa ruas jalan raya di wilayah Kecamatan Tanjungbaru, diketahui rawan longsor, tebing-tebing curam yang ada di pinggiran ruas jalan mudah sekali mengalami longsor bila hujan sering turun.
Satu unit alat berat berupa buldozer milik PU Bina Marga Tanah Datar ikut membantu membebaskan material tanah yang menimbun ruas jalan, kendaraan yang akan lewat ,terpaksa menunggu selama tiga jam untuk bisa melewati ruas jalan dari Batusangkar menuju Bukittinggi di wilayah Jorong bayua Tanjung Alam tersebut.
“Selama tahun 2011 ini, sekurangnya telah terjadi sebanyak 10 kali bencana tanah longsor, termasuk dua kali berakibat terputusnya sarana transportasi, karena ruas jalan raya tertimbun material longsor.(Emrizal Humas BPBD Tanah Datar )

SAR Tanah Datar Temukan Orang Hilang di Rimbo Bukik Gadang Jaho

BATUSANGKAR– Setelah tersesat dalam hutan selama 20 jam, akhirnya Nenek Ramina ( 62 Th ) warga Jorong Mudiak Nagari Jaho Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar, berhasil ditemukan anggota SAR Kab.Tanah Datar dan sampai di rumah kediamannya dengan selamat.
Nenek Ramina yang berperawakan sederhana, berambut pendek itu, Jum’at 25/11 kemarin dinyatakan hilang oleh anggota keluarganya, karena sejak berangkat Kamis pagi sekitar pukul.08.00 WIB hingga malamnya tidak pernah pulang ke rumah.
Semua sanak familinya merasa cemas, kalau-kalau Nenek Ramina mengalami musibah ataupun tersesat di dalam hutan.Sehingga suaminya N.Sutan Mantari melaporkan kejadian tersebut kepada aparat Pemerintahan Nagari Jaho Kecamatan X Koto.
Kepala BPBD Tanah Datar Altri Suandi setelah menerima laporan via telephon dari warga setempat Jum’at pagi kemarin ,langsung memerintahkan personil anggota SAR dan PMI Tanah Datar untuk meluncur dari Batusangkar menuju wilayah Nagari Jaho untuk melakukan pencarian .
Nenek Ramina dinyatakan hilang di lokasi hutan rimba Bukik Gadang wilayah Nagari Jaho Kecamatan X Koto, dari pemukiman warga Jorong Mudiak menuju tempat korban tersesat, memerlukan waktu tempuh selama satu jam perjalanan.
Sekitar pukul 11.00 WIB Jum’at 25/11 sebanyak 9 orang anggota SAR BPBD Tanah Datar bersama 3 orang anggota PMI dan warga Jorong Mudiak Jaho mulai bergerak menuju lokasi hilangnya Nenek Ramina.
Sebelum melakukan navigasi darat di wilayah hilangnya korban, sebelumnya anggota tim telah mendapatkan informasi awal dari dua orang tukang arik sinso masing-masing Bujang dan Afrizal, yang melihat korban terakhir kalinya berjalan menuju pulang dari lokasi kebunnya.
Dari pengaakuan Bujang, hari Kamis pagi sekitar Pukul 08.00 WIB dia berangkat menuju lokasi hutan bersama korban, dengan tujuan menentukan sejumlah batang pohon milik korban yang ingin ditebang.
Setelah sampai di lokasi kebun milik korban, kedua tukang sinso langsung menebang sebatang kayu surian yang akan diolah menjadi papan, sementara korban Nenek Ramina bekerja menebang sebatang kayu kulit manis dan mengupasnya.
Pada pukul 15.00 siang, Nenek Ramina pamit kepada kedua tukang sinso untuk  menuju pulang, sebelum berangkat ke dua tukang sinso emenyarankan, sebelum berangkat pulang supaya korban makan siang terlebih dahulu.
Setelah makan, lalu korban berjalan ke arah kampung sambil menjujung seikat kulit manis yang sudah dikupas, sementara tukang sinso melanjutkan kembali pekerjaannya menggergaji kayu untuk dijadikan papan.Ternyata Nenek Ramina hingga sore tidak juga sampai di rumah, sehingga suaminya N.Sutan Mantari beserta anaknyaa menjadi cemas.
Sehabis magrib Kamis 24/11, Sutan Mantari langsung menuju rumah kediaman tukang sinso Bujang, untuk menanyakan sekitar keadaan istrinya Ramina yang tidak juga sampai di rumah, sementara senja sudah mulai beranjak malam.
Dari Bujang kepada Humas BPBD Tanah Datar kemarin, setelah diberitahu oleh suaminya Sutan mantari tentu saja Bujang menjadi terkejut, kenapa Nenek Ramina tidak juga sampai di rumah, padahal dia sudah sejak pukul 15.00 WIB siang sudah berangkat menuju kampung.
“Waktu tempuh dari lokasi untuk menuju wilayah kampung Jorong Mudiak Jaho biasanya haanya memakan waktu tidak lebih satu jam saja,mungkin saja Nenek Ramina sudah tersesat di dalam hutan”, tuturnya.
Sehabis magrib, Bujang dan Afrizal bersama pemuda Jorong Mudiak Jaho berkumpul dan bergerak menuju lokasi hutan Bukik Gadang untuk berupaya mencari korban yang diduga tersesat dalam hutan selama perjalanan menuju pulang ke rumah.
Pencarian dilakukan hingga subuh Jumat 25/11, namun Nenek Ramina tidak juga berhasil ditemukan, sehingga anggota rombongan pemuda itu memutuskan untuk kembali dulu pulang, karena sudah banyak yang kehabisan tenaga karena lelah berjalan dalam hutan.
Sekitar pukul 11.00 WIB menjelang sholat Jum’at, Nenek Ramina berhasil ditemukan masyarakat bersama anggota SAR dan PMI dalam keadaan sehat dan langsung dibawa menuju kampung.
Nenek Ramina ketika ditanya Humas BPBD Tanah Datar setelah sampai dengan selamat di rumah kediamannya Jorong Mudiak Jaho kemarin menuturkan kisah pahitnya selama tersesat di tengah hutan.Sekitar pukul 16.00 WIB hujan turun cukup deras, Nenek Ramina menghentikan perjalanannya dan berupaya berlindung di bawah batang kopi.
“Udara mulai berangsur gelap, perjalanan tentu saja tidak bisa dilanjutkan dan ambu terlelap dibawah batang kopi”, tutur Nenek Ramina yang masih bisa berbicara dengan sedikit agak terbata-bata karena kelelahan selama terlantar dari siang hingga semalaman di hutan.
Sementara korban Nenek Ramina ditemukan, di Posko SAR BPBD Tanah Datar Jorong Mudiak Jaho, suasana sedikit tegang, karena korban sejak siang Kamis hingga Jum’at belum juga berhasil ditemukan.
Yunarlis salah seorang anak korban yang bertugas sebagai Kepala SDN 01 Koto Laweh Kecamatan X Koto, menuturkan kecemasannya kalau-kalau orang tuanya itu tidak berhasil diselamatkan.
Selain umurnya sudah lanjut, ibunya juga sudah lama tidak pergi ke hutan,”Mungkin saja beliau tersesat karena sudah lama tidak ke hutan emenggarap ladangnya”, tutur Yunarlis dengan rasa cemas terhadap keselamatan orang tuanya.( Emrizal Humas BPBD Tanah Datar

Tim Relawan aus AID Kunjungi Lokasi gunung api Marapi

Senin, 21 November 2011

 Tanah Datar Sumbar, Tim Relawan Australia ( aus AID ) yang beranggotakan  Mat Kimberley ( Chief of Operation ),Hellen Mcfarlane ( Director Health & DRU ), Widya Setyowati ( Program Manager Healt ), Piter Edward ( Program Manager Disaster Response Unit ) dan Dimas Purnama ( Program Manager AIFDR ), kunjungi lokasi lokasi terdekat kepundan gunung api Marapi di Posko Bencana  BPBD Tanah Datar di Koto Baru Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar Senin 21/11.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daeraah ( BPBD ) Kabupaten Tanah Datar Sumbar Drs.Altri Suandi dalam eksposenya menyebutkan, bahwa sejak tanggal 3 Agustus lalu, gunung api Marapi yang terletak di wilayah Kabupaten Tanah datar dan Agam, telah menunjukkan aktivitasnya dengan menyemburkan abu vulkanik.
“Abu vulkanik yang disemburkan Marapi diketahui mengandung gas beracun, bila para pendaki gunung menghirup gas yang cukup aktif sebelum matahari terbit itu, maka akan menimbulkan akibat yang cukup fatal”, tuturnya.
Menurut Drs.Altri Suandi, Wilayah Kabupaten Tanah Datar yang terdiri dari 14 Kecamatan itu, 7 Kecamatan diantaranya terletak pada lereng gunung api Marapi, artinya seluas 50 persen berada di pinggang gunung yang memiliki ketinggian 2891 meter di atas permukaan laut itu.
Jumlah penduduk secara keseluruhan wilayah Luhak nan Tuo ada sebanyak 90.000 jiwa, 60.000 orang diantaranya bermukim di wilayah pinggang gunung Marapi, sehingga perlu mendapatkan perhatian yang cukup tinggi bagi upaya penyelamatan bila gunung ini beraktivitas menyemburkan lahar.
Sebagai antisipasi terhadap keamanan masyarakat akibat erupsi Marapi, Pemkab Tanah Datar juga telah melakukan sosialisasi dengan warga, terutama warga yang bermukim di wilayah lereng gunung, seperti Kecamatan X Koto, Batipuh, Pariangan, Sungaitara, Salimpaung dan Tanjung Baru.
BPBD Tanah Datar yang berkoordinasi dengan instransi terkait juga telah merencanakan sejumlah jalur evakuasi.Untuk menampung warga yang akan dievakuasi, telah disediakan sebanyak delapan lokasi evakuasi, berupa bangunan gedung serta sejumlah lapangan bola kaki, lokasinya berada pada radius 10 hingga 15 kilo meter dari lobang kepundan.
Abu vulkanik yang telah menyiram sejumlah wilayah Nagari seperti pada Kecamatan Pariangan, Sungaitarab, Salimpaung dan Tanjungbaru, kepada para siswa sekolah telah diserahkan sejumlah 6.600 buah masker.
Dalam kapasitasnya status gunung Marapi hingga saat ini dalam status level Siaga ( Level II ), dari data yang didapat pada Badan Vulkanologi Bukittinggi, frekwensi semburan abu vulkanik dalam satu harinya tidak kurang dari 5 hingga 7 kali.
Pihak BPBD Tanah Datar secara rutin selalu melakaukan pemantauan pada tiga buah posko yang telah dioperasikan, masing-masing Posko Induk di BPBD Tanah datar ( Batusangkar) dibantu dua buah posko pembantu yang ditempatkan di Nagari Parianagan dan Koto Baru kecamatan X.Koto.
 Dalam ekspose Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) Tanah Datar tersebut, juga dikemukakan kepada Relawan ausAID, bahwa untuk penanganan bencana ke depan BPBD Tanah Datar masih mengalami kekurangan berbagai peralatan operasional lapangan, berupa sejumlah tenda dan peralatan komunikasi. ( Emrizal/Humas BPBD Tanah Datar ).

WARGA LUHAK NAN TUO SERAHKAN BANTUAN Rp. 90 JUTA UNTUK WARGA PESSEL YANG DI TIMPA MUSIBAH BANJIR BANDANG

Jumat, 18 November 2011

BATUSANGKAR, – Sebagai bukti kepedulian warga Luhan nan Tuo terhadap warga Pessel yang ditimpa musibah banjir bandang, telah diserahkan bantuan sebesar Rp.90 Juta, yang diantar langsung Kepala BPBD Altri Suandi bersama rombongan Senin 7/11.
Selain bantuan dana , masyarakat Tanah Datar juga telah mengirim sejumlah sandang berupa pakaian siap pakai yang berasal dari berbagai lapisan warga, diberikan secara sukarela melalui tim yang diberangkatkan ke wilayah korban bencana.
“Kita menerima bantuan yang disalurkan dari berbagai lapisan, termasuk para jemaah masjid yang memberikan bantuan dana , termasuk pakaian siap pakai serta kebutuhan pangan berupa beras seberat dua ton”, tutur Altri Suandi.
Rombongan tim relawan dari Pemkab Tanah Datar berangkat dari Batusangkar Senin 7/11 beranggotakan Altri Suandi, Kasatpol Armen,Kabag Humas Desrizal, ketua BAZ Emrizal dan Zarratul Kahiri serta staf Humas Herri.
Kabag Humas Desrizal dalam keterangannya kepada Humas BPBD Tanah Datar mengatakan, rombongan Pemkab Tanah Datar di posko Bencana Pessel di Pasir Putih diterima oleh Kabag Kesra Pemkab Pessel Afrizal.
Selain bantuan dana dan sandang pangan, Pemkab Tanah datar juga memberangkatkan satu pleton anggota SAR berikut peralatan evakuasi air yang dikemas dalam unit kendaraan Resquer BPBD kabupaten Tanah Datar.
“Di lokasi bencana para anggota SAR Tanah Datar yang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan Water Resqu, juga telah bergabung dengan para relawan lainnya yang sengaja datang ke wilayah bencana banjir bandang Pessel”, tutur Danru SAR Tanah Datar Hendra, ketika baru saja sampai di Batusangkar Rabu 9/11 kemarin.( h/emrizal).

LUDES DILALAP SIJAGO MERAH

BATUSANGKAR, – Malang sekejap mata, sebuah rumah milik Nadi ( 46 Th ) di Jorong Guguak Nagari Malalo Kecamatan Batipuh Selatan Kabupaten Tanah Datar, ludes dilalap si jago merah .
Peristiwa kebakaran yang cukup menghebohkan warga Jorong Guguak Malalo tersebut, terjadi sekitar pukul.12.45 WIB Senin 14/11 kemarin, pemilik rumah Nadi saat kejadian tengah tidak berada di rumah.
Informasi yang diperoleh HUMAS BPBD Tanah Datar dari warga setempat menyebutkan, asal api diduga akibat arus pendek, dari  loteng api menjilat bagian dinding.Warga yang melihat api sudah membesar pada bagian dinding rumah , berusaha memberikan pertolongan secara manual.
Sekitar setengah jam setelah kejadian, satu unit mobil Damkar Tanah Datar sampai di lokasi, namun  rumah Nadi yang dihuni bersama seorang istri berserta empat anak itu, tidak dapat ditolong, karena bahan rumah yang dominasi  dari kayu itu secara cepat dihanguskan kobaran api.
“Untung saja dua buah rumah yang berdekatan dengan rumah milik korban berhasil diamankan dari rembesan api yang sudah melalap hunian korban Nadi, setelah regu pemadam BPBD Tanah Datar melakukan pendinginan”, tutur Kasat Damkar Tanah Datar Nusyirwan kepada Haluan kemarin.
Atas musibah yang menimpa Nadi bersama istri dan anaknya itu, anggota keluarga yang ditimpa musibah kebakaran mengalami kerugian sebesar Rp.69 Juta.Untuk sementara korban sekeluarga untuk sementara terpaksa menumpang tinggal di rumah sanak keluarga.( h/emrizal)

BANJIR BANDANG DAN TANAH LONGSOR DI WILAYAH NAGARI ATAR KECAMATAN PADANGGANTING


BATUSANGKAR, – Peristiwa bencana banjir bandang dan tanah longsor di wilayah Nagari Atar Kecamatan Padangganting yang terjadi Selasa dinihari 15/11, menyisakan duka bagi empat anggota keluarga.Akibat runtuhan tebing yang runtuh menghantam bangunan rumah bagian belakang.
Dalam wilayah Jorong Taratak XIII Nagari Atar dua buah rumah mengalami kerusakan.Bangunan rumah milik Malin Sailan mengalami retak dinding belakang akibat hantaman reruntuhan tanah tebing yang terban.
Rumah milik Aprizal masih dalam wilayah Jorong Taratak XII juga mengalami kerusakan, setelah ditimbun runtuhan tebing di bagian dinding belakang, hingga kemarin siang 16/11, material yang menimbun dinding belakang rumah tersebut sudah dibersihkan oleh anggota keluarga pemilik rumah.
Di wilayah Jorong Taratak VIII juga terdapat dua bangunan rumah yang menjadi rusak akibat longsor tebing, masing-masing rumah milik Misnora dan Kamaruddin, juga telah berhasil dibersihkan secara ,manual melalui goro warga bersama anggota keluarga pemilik rumah.
“Kami telah melaporkan kejadian bencana ini kepada Pemkab Tanah Datar melalui Camat Padangganting”, tutur Wali Nagari Atar Amir Syarifuddin ketika dibungi Humas BPBD Tanah Datar siang kemarin 16/11 di wilayah Jorong Taratak VIII.
Menurut Amir, sejumlah ruas jalan tanah yang menghubungkan sejumlah wilayah pemukiman warga dalam wilayah Nagari Atar banyak yang terputus akibat ditimpa longsoran, termasuk 20 KK di Taratak VIII hingga siang kemarin masih terisolasi, karena sebuah jembatan putur dibawa arus air bersama material.
Duka lain yang dialami warga pada wilayah dua Jorong yang ditimpa bencana tersebut berupa lahan persawahan yang sudah rusak akibat dihantam material yang terbawa arus air menimpa puluhan hektar sawah milik masyarakat.
Untuk musim tanam berikutnya, petani yang lahan sawahnya terkena banjir bandang, dikhawatirkan tidak bisa melakukan bercocok tanam, karena hamparan sawahnya sudah rata dengan material cadas.
Sarana transportasi berupa ruas jalan kabupaten yang menghubungkan wilayah Nagari Padang Gantiang dengan Atar, juga banyak ang aspalnya terban masuk jurang, termasuk sejumlah titik ruas jalan yang tertimbun runtuhan tebing.( h/emz ).

Dua Sejoli SAR Tanah Datar Naik Pelaminan

Jumat, 11 November 2011

BATUSANGKAR,HALUAN – Angka penanggalan  trend 11-11-11 ( 11 Nopember 2011 ) juga dimanfaatkan oleh pasangan Foni Zulheri dan Fitra Gusnita, untuk melangsungkan pernikahannya di masjid Baiturrahim Nagari Batubasa Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanah Datar.
Foni dengan panggilan akrabnya Wali dan Fitra alias Pipit, adalah dua sejoli anggota relawan Search and Reque ( SAR ) Kabupaten Tanah Datar, yang kecantol selama beraktifitas pada organisasi kemanusiaan itu.
Tidak saja tanggal 11 bulan 11 dan tahun 2011 ( 11 ) , saat pengucapan ijab kabulpun dilakukan saat jam menunjukkan pukul.11 lewat 11 menit menjelang sholat Jum’at.Namun karena sesuatu hal diundur menjadi pukul 1. lewat 11 menit.( sesudah Jum’atan ) 11/11 kemarin.
Selain sanak famili, handai taulan kedua mempelai, para relawan SAR Kabupaten Tanah Datar saat prosesi pernikahan banyak yang hadir, termasuk Kepala BPBD yang juga sebagai ketua umum SAR Kabupaten Tanah Datar Altri Suandi bersama nyonya.
“Kita mengharapkan, setelah mematri hubungan intimnya ke pelaminan, akan lebih memadukan aktifitas relawan SAR Tanah Datar dalam meningkatkan pengabdian, terutama membantu warga yang ditimpa musibah bencana”, tutur Danru SAR Luhak nan Tuo Yusridas Hendra saat menghadiri prosesi tersebut kemarin.
Sementara Yusridas Hendra yang pada tanggal 11/11 kemarin juga merayakan hari kelahirannya bersama pelaksanaan acara pernikahan pasangan Wali dan Pipit, sehingga tanggal 11-11-11 bagi SAR Tanah Datar, menjadi sebuah hari yang memiliki kenangan tersendiri.
Sejumlah anggota SAR Tanah Datar yang masih lajang, juga banyak yang akan memilih sebuah penanggalan yang memiliki ciri khas dan mudah diingat, bahkan ada yang berencana akan mengakhiri masa lajangnya tepat pada tanggal 12-12-12  ( 12 Desember 2012 ) mendatang.( h/emz ).

Simulasi Bencana di SMU Pariangan

Minggu, 06 November 2011


BATUSANGKAR, – Ketika proses pembelajaran tengah berlangsung di ruangan kelas, tiba-tiba para siswa dikejutkan dengan goncangan gempa,semua siswa berupaya berlindung di bawah meja.
Setelah gempa mulai mereda, para siswa secara teratur bergerak menuju ruangan terbuka di halaman depan sekolah, sambil melindungi kepala dengan tas, agar terhindar dari kemungkinan adanya benda yang jatuh menimpa.
Dibawah bimbingan petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) Kabupaten Tanah Datar, semua warga sekolah agar tidak menjadi panik, justru dengan kecemasan yang berlebihan, akan mendatangkan malapetaka yang lebih besar, seperti berbenturan dengan meja dan pintu saat berebutan keluar kelas.
“Bila terjadi musibah bencana seperti gempa bumi ataupun kebakaran di lokasi pemukiman, harus disikapi dengan tenang, bila panik akan memunculkan masalah lain yang mungkin saja akibatnya menjadi lebih fatal”,tutur Kepala BPBD Tanah Datar Drs.Altri Suandi saat berlangsungnya simulasi bencana di koplek SMU 1 Pariangan, Sabtu 6/11.
Menurut Drs.Altri Suandi, sebagai warga yang bermukim di kawasan lereng gunung api Marapi, diharapkan untuk selalu waspada terhadap berbagai kemungkinan yang bakal terjadi.
Saat ini gunung Marapi masih berada pada  Waspada level II, setiap hari secara rata-rata gunung yang memiliki ketinggian 2792 meter lebih dari permukaan laut ini ,masih menyemburkan abu vulkanik sebanyak dua kali dalam sehari.
Selain simulasi menghadapi musibah gempa bumi, para siswa juga diberikan berbagai keterampilan dalam memadamkan api bila terjadi peristiwa kebakaran ditingkat rumahtangga.
Bila terjadi musibah kebakaran kecil, seperti kompor meledak, kepada para siswa diberikan pengetahuan sekitar upaya memadamkan api secara manual, dengan menggunakan goni basah.

Kepala SMU 1 Pariangan Dra.Lisda Misfar saat acara simulasi menyatakan kepuasannya atas bantuan yang telah diberikan pihak BPBD Tanah Datar, para siswa yang tergabung dalam Kelompok Siaga Bencana Sekolah ( SBS ) telah mendapatkan berbagai bekal keterampilan, seperti langkah antisipasi bahaya gempa serta tata cara penanganan musibah kebakaran yang terjadi di tingkat rumahtangga, seperti kompor meledak dan sebagainya.
 Secara bergantian para siswa mencobakan upaya yang bisa dilakukan untuk proses pemadaman api secara dini dan bisa dilakukan oleh semua anggota keluarga.( Emrizal /Humas BPBD ).

Pohon Tumbang Menimpa Rumah Warga di Sungayang

Selasa, 01 November 2011


BATUSANGKAR,– Rumah semi permanen milik Wandri ( 46 Th ) warga Jorong Duo Sungayang Kabupaten Tanah Datar, mencadi hancur berantakan, akibat ditimpa sebatang pohon petai Selasa 1/11.
Peristiwa naas yang menimpa rumah kediaman korban Wandri, terjadi sekitar pukul.16.30, saat itu secara tiba-tiba angin ribut bertiup cukup kencang berikut hujan badai di wilayah Kecamatan Sungayang.
Informasi yang diperoleh Humas BPBD Tanah Datar menyebutkan, bahwa pohon petai yang batangnya berdiameter kurang lebih 1,5 meter tersebut, tumbang persis menimpa bangunan rumah milik Wandri, sehingga bangunan rumah yang berukuraan 30 meter persegi itu menjadi hancur berantakan.



“Peristiwa bencana kayu tumbang yang menimpa rumah korban Wandri, untuk saja tidak sempat merenggut jiwa, karena pemilik rumah saat kejadian tengah berada di luar “, tutur Camat Sungayang Elfi Sandri kepada Humas BPBD Tanah Datar saat berada di lokasi kejadian kemarin sore.
Sementara anggota BPBD Tanah Datar begitu menerima laporan dari warga Sungayang sekitar musibah pohon tumbang tersebut sore 1/11, langsung menuju lokasi, dan langsung mengurai pohon kayu yang telah menimpa rumah korban.
“Dua buah mesin sinso yang dikerahkan, dalam jangka waktu tidak lebih dari satu jam, pohon tumbang berhasil diurai dan dipotong-potong”, tutur Danru SAR BPBD Tanah Datar Hendra.BM kepada Humas BPBD Tanah Datar di sela-sela upaya evakuasi pohon kayu tersebut kemarin.( h/emz ).

DUA ORANG WARGA JORONG TIGA BATUR NAGARI SUNGAI TARAB DISAMBAR PETIR

Kamis, 20 Oktober 2011


BATUSANGKAR- Dua orang warga Jorong Tiga Batur Nagari Sungai Tarab Kecamatan Sungaitarab Kabupaten Tanah Datar Eka Dianto ( 26 Th ) bersama orang tuanya Wardiman ( 47 Th ) Kamis 20/10 kemarin, disambar petir ketika tengah menggali pasir di aliran anak sungai Ampang Baririk.sekitar pukul 16.00 WIB.
Eka Dianto tewas seketika , bagian dadanya terkelupas akibat luka bakar, diduga akibat sambaran petir .Masyarakat yang ada disekitar kejadian langsung memberi pertolongan dan mengevakuasi menuju rumah kediamannya sekitar 500 meter dari TKP.
Sementara ayahnya Wardiman akibat sambaran petir tersebut mengalami luka bakar dibagian dada dan punggungnya, hingga tadi malam masih  menjalani rawatan intensif di ruangan instalasi gawat darurat ( IGD ) Rumah Sakit Umum Ali Hanafiah Batusangkar.
 Informasi yang diperoleh Haluan menyebutkan, korban Eka Dianto bersama ayahnya  Wardiman, setiap hari bekerja sebagai penambang bunga pasir pada aliran anak sungai Ampang Baririk Jorong Tigo Batur Nagari Sungaitarab.
Sekitar pukul 16.00 WIB, udara  mendung dan gelap ,kemudian turun hujan rintik-rintik, warga sekitar mendengar dentuman petir sebanyak dua kali., ke dua korban saat itu tengah berteduh  dalam sebuah pondok..
Peristiwa naas yang sempat meregang nyawa korban Eka Dianto itu, terjadi saat ke dua korban tengah berada dalam sebuah gubuk, yang sengaja dibuat tidak berapa jauh dari lokasi penggalian bunga pasir.
Eka Dianto ( 26 Th ) meninggalkan seorang istri bernama Era, dari buah perkawinannya ,dikaruniai dua orang putra yang masih balita, masing-masing Zaki ( 4 Th ) dan Zikri yang masih berumur 16 bulan.
Suasana pilu di rumah duka senja kemarin cukup membuat warga yang melayat menjadi terenyuh, karena putra sulung korban Eka Dianto bernama Zaki  menangis tersedu-sedu  tak henti-henti memanggil papanya.
Sejumlah anggota BPBD Tanah Datar bersama tim SAR di rumah duka berupaya membujuk anak dan istri korban.Tampak juga hadir Kepala Kantor Kesbangpol Abrar,Walinagari Sungai Tarab Marah Bangso,Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Elwads Darvins.
Wali Nagari Sungaitarab Marah Bangso kepada Haluan di rumah duka tadi malam menyatakan belasungkawa yang cukup dalam atas musibah yang menimpa ke dua korban yang tergolong warga ekonomi lemah itu.( h/emz )

Kepala BNPB RI H.Syamsul Maarif menyerahkan Bantuan Kepada BPBD Tanah Datar sebesar Rp.200 Juta

Jumat, 14 Oktober 2011





 BATUSANGKAR – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB ) H.Syamsul Maarif mengharapkan kepada warga yang bermukim di sekitar lereng gunung api Marapi, untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan.
“Bila selalu dalam suasana waspada musibah tidak akan pernah terjadi dalam kehidupan kita”tutur Syamsul Maarif  di hadapan Bupati Tanah Datar M.Shadiq Pasadigoe bersama anggota Muspida, pimpinan SKPD dan para relawan kabupaten Tanah datar di Koto Baru Kecamatan X Koto Kamis 13/10 kemarin.
Gunung api Marapi yang pada dua bulan terakhir menyemburkan abu vulkanik, diharapkan untuk dapat disikapi secara arif dan bijak, terutama dalam mengikuti aturan yang telah ditetapkaan , seperti tidak melanggar larangan untuk melakukan pendakian.
Erupsi gunung Marapi telah berakibat nyata bagi gangguan kesehatan warga Tanah Datar dan Kabupaten Agam, pada tujuh wilayah Kecamatan yang ada di Kabupaten Tanah Datar, telah didistribusikan sebanyak 6000 lebih maseker.Bahkan pada sejumlah wilayah Nagari di Luhak nan Tuo ini sudah terindikasi sejumlah warga yang terkena serangan penyakit ISPA, berupa gangguan radang tenggorokan dan pernapasan.
Untuk upaya penanggulangan bencana di wilayah Kabupaten Tanah Datar, Syamsul Maarif menyerahkan bantuan dana sebesar Rp.200 Juta.
Sementara untuk kebutuhan penanganan bencana di Sumatera barat, BNPB pusat selalu menganggarkan dana secara rutin sebesar Rp.1 Milyar setiap tahunnya.
Bantuan tersebut diharapkan untuk dapat dimanfaatkan guna mengantisipasi bahaya bencana yang bakal melanda waraga, seperti kegiatan sosiaalisasi dan simulasi penanganan bencana kepada berbagai lapisan warga, terutama anak-anak sekolah.
Sementara Bupati M.Shadiq Pasadigoe mengharapkan kepada Kepala BNPB untuk senantiasa memberikan bantuan kepada Pemkab Tanah Datar, yang saat ini masih mengalami kendala berbagai peralatan dalam upaya penanganan bencana.
Wakil Gubernur Sumbar Muslim Kasim mengharapkan,perhatian yang telah diberikan BNPB selama ini untuk dapat ditingkatkan untuk masa mendatang.
“Bapak Syamsul Maarif sudah lebih dari seorang mamak yang memperhatikan kemenakannya di Sumatera Barat,Kapai tampek babarito”, tuturnya.
Kepala BPBD Tanah Datar Drs.Altri Suandi di sela-sela acara penyerahan bantuan dari BNPB tersebut di Koto Baru mengatakatan, bahwa untuk lebih meningkatkan kegiatan penanganan bencana, pihaknya masih memerlukan sejumlah peralatan, mudah-mudahan dengan adanya bantuan dari Bp.Syamsul Maarif ini, akan dapat ditingkatkan upaya penanganan bencana, baik melalui sosialisasi kepada semua lapisan warga, maupun kegiatan simulasi kepada para siswa di lingkungan sekolah.( h/emz )




Rumput Ternak juga Tercemar Erupsi Marapi

Rabu, 12 Oktober 2011

 Peristiwa erupsi gunung api Marapi di kawasan Kabupaten Tanah Datar, ternyata bukan hanya menimbulkan gangguan pada manusia semata, ternyata binatang ternak juga ikut menikmati abu vulkanik yang menempel pada rumput yang akan dimakannya.
Dalam kawasan Kecamatan Lima Kaum, seperti di Nagari Labuah, warga sudah ada yang terserang ISPA semacam gejala radang tenggorokan dan mengganggu pernafasan, sehingga menjadi catatan khusus bagi petugas Dinas Kesehatan melalui Puskesmas yang ada di wilayah itu.
Sementara sejumlah petani peternak di wilayah Nagari Gurun Kecamatan Sungaitarab, fenomena alam berupa erupsi gunung Marapi juga menambah beban tersendiri dalam kegiatan memelihara ternak seperti sapi dan kerbau.
Rumpun yang akan dimakan sapi maupun kerbau sejak seminggu belakangan ini sudah banyak yang tercemar abu yang berasal dari lobang kepundan , sehingga sebelum diberikan kepada ternak piaraan, terlebih dahulu harus dibersihkan.
Bila rumput tidak begitu banyak dihinggapi debu, petani setempat cukup hanya menggoyang-goyang saja sedikit dan bisa langsung diberikan kepada ternak. Namun bila debunya menumpuk lebih banyak, rumput terpaksa dicuci terlebih dahulu dengan mencelupkannya ke dalam genanga air sawah.
Mardoni ( 28 Th ) seorang petani ternak di Jorong Sitakuak Nagari Gurun Kecamatan Sungaitarab ketika dijumpai oleh humas BPBD Tanah Datar saat menyabit rumput Rabu 12/10 kemarin menyebutkan, bahwa rumput yang akan diberikan sebagai makanan sapi piaraannya, sudah dipenuhi debu gunung api Marapi.
Sebelum dimasukkan ke dalam karung, rumput terlebih dahulu dicuci untuk melepaskan abu yang melekat pada rumput.Bila debu sudah diyakini terlepas dari rumput yang baru saja disabit itu, baru dikemas ke dalam karung.
“Sejak terjadinya letusan gunung Marapi mengeluarkan abu, beban kerja sebagai peternak sapi menjadi bertambah.Biasanya rumput tidak pernak dicuci, sekarang haarus dibersihkan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada ternak”, tutur Mardoni.
Menurut Mardoni, sebetulnya pemukimannya di wilayah Jorong Siatakuak Gurun ini cukup jauh dari lonbang kepundan Marapi, namun karena hembusan angin cukup kencang ke arah timur, maka kami di Sitakuak ini menjadi kewalahan dengan siraman debu”, tuturnya.
Untuk antisipasi bahaya yang ditimbulkan akibat erupsi gunung api Marapi ini, pihak BPBD Tanah Datar juga telah mengupayakan membagi-bagi masker kepada warga yang bermukim di lokasi terkena siraman.
“Sebanyak lima ribu lebih masker telah diserahkan kepada para siswa SD yang ada di wilayah Kecamatan Pariangan, Lima Kaum, Sungaitarab, Salimpaung dan Tanjungbaru”, tutur Kepala BPBD Tanah Datar Altri Suandi. ( h/Emrizal ).

Kebakaran Rumah Nurdin Pono Kayo di Pincuran Gadang Simawang


BATUSANGKAR – Malang sekejap mata, menimpa Nurdin Pono Kayo, warga Jorong Pincuran Gadang Nagari Simawang Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar. Rumah permanen seluas 250 meter persegi miliknya sekitar pukul 13.00 WIB Senin 10/10 , ludes dilalap sijago merah.
Saat kejadian korban sedang tidak ada di rumah, Nurdin bekerja sebagai tukang bangunan, tak mengatahui sama sekali saat rumahnya terbakar, dia bekerja di rumah seorang warga yang masih berada dalam wilayah Jorong Pincuran Gadang.
Tiga orang anaknya masing-masing Candra siswa kelas III SMP, Maria  kelas III SD dan Rado baru saja duduk dibangku kelas I SD.Semuanya saat kejadian tengah menimpa rumah kediamannya tengah berada di sekolah.
Sebanyak dua unit mobil Pemadam Kebakaran ( Damkar ) BPBD Tanah Datar  sampai di lokasi bencana, sementara api tengah api tengah membesar, sekitar satu jam kemudian berhasil dipadamkan. untuk dipadamkan.
 Ka UPT Damkar Tanah Datar Nusyirwan mengatakan, bahwa lokasi rumah yang mengalami kebakaran itu terletak pada lokasi pemukiman yang cukup sulit untuk mendapatkan air dan api sedikit terlambat untuk bisa dipadamkan.
Kepala BPBD Tanah Datar Altri Suandi yang langsung turun ke lokasi bencana siang kemarin mengatakan, bahwa atas upaya yang dilakukan, telah berhasil menjinakkan api yang bakal menghanguskan rumah warga yang ada di sekitarnya.
Dari data yang berhasil dihimpun Haluan dari keluarga dekat korban di Jorong Pincuran Gadang Simawang menyebutkan, atas kejadian itu, korban mengalami kerugian material sebesar Rp.75 Juta., termasuk berbagai barang berharga yang ikut ludes jadi abu.( h/emz )

TANAH DATAR TERIMA BANTUAN 5000 MASKER Altri Suandi : Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang

Senin, 10 Oktober 2011


Masker

Kepala BPBD Kabupaten Tanah Datar, Altri Suandi terima bantuan 5000 masker dari BPBD Propinsi Sumatera Barat yang diserahkan langsung oleh anggota DPRD Propinsi Sumatera Barat Rizanto Algamar dan di dampingi Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Propinsi Sumbar/Kapusdal Ops PB Sumbar, Ade Edwar, Sabtu (8/10) di Kantor BPBD Kabupaten Tanah Datar.
Ade Edward dalam kesempatan ini mengatakan bahwa dengan meningkatnya status Gunung Marapi BPBD Propinsi Sumatera Barat telah melakukan sosialisasi dan himbauan terhadap masyarakat.  BPBD Propinsi juga telah siap terhadap hal terburuk sekalipun, untuk itu telah disiapkan 26 titik jalur evakuasi dan untuk pos bantuan evakuasi disediakan diluar radius 5 sampai 7 KM dari kaki gunung marapi agar tidak terulang kejadian separti di Jokja tambahnya.
Masker_1
Sementara Altri Suandi mengatakan bahwa Pemda Kabupaten Tanah Datar melalui BPBD Kabupaten Tanah Datar selama ini telah mendistribusikan sebanyak 1720 masker ke beberapa Kecamatan yang rawan terhadap bahaya abu vulkanik gunung marapi diantaranya Kec. X Koto, Pariangan, Sungai Tarab dan Salimpaung dengan tujuan untuk mengantisipasi terjangkitnya radang tenggorokan/ispa akibat abu gunung marapi.
ok
Kepada masyarakat Altri Suandi menghimbau untuk tenang tapi tetap dalam kesiapsiagaan jika terjadi Peningkatan Status Gunung Api Marapi dan menunggu informasi selanjutnya dari pihak yang berwenang (Radio Pemda) dan Posko siaga bencana Kabupaten Tanah Datar, apabila terjadi peningkatan erupsi yang mengeluarkan abu vulkanik diharapkan masyarakat untuk memakai masker agar tidak terkena radang tenggorokan, sumber air bersih yang terbuka untuk segera ditutup, agar tidak tercemar oleh Abu Vulkanik yang disemburkan Erupsi Gunung Api Marapi, Masyarakat diminta untuk secepat mungkin melapor ke aparat Pemerintahan Nagari / ke posko Induk bencana bila terjadi perubahan situasi Gunung Api Marapi.
masker_2
Pemerintah Kabupaten Tanah Datar juga telah melakukan beberapa langkah untuk mengantisipasi bencana letusan gunung marapi  seperti Melakukan Survey kelokasi titik – titik rawan di Kawasan rawan Bencana Gunung Api Marapi, Melakukan rapat Koordinasi dengan SKPD terkait, Melakukan koordinasi dengan BPBD Provinsi Sumatera Barat secara intensif dan Pengamat Gunung Api Marapi (PVMBG) Kota Bukittinggi, Membuat rencana jalur evakuasi dan tempat pengungsian, Menyiapkan data penduduk yang berada dikawasan rawan bencana yaitu di kecamatan X Koto, Batipuh, Pariangan, Lima Kaum, Sungai Tarab, Salimpaung dan Tanjung Baru, Menyiapkan Sarana dan Prasarana Peralatan Evakuasi dan Penanganan Pengungsi, Menyiapkan Kebutuhan Logistik, Menyiapkan data ternak dan Lahan Pertanian di wilayah kawasan rawan Bencana, dan Menyiapkan Posko Lapangan Di Nagari koto Baru dan Nagari Pariangan Serta Posko Induk di BPBD Tanah Datar.
Dalam kesempatan ini juga hadir Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kab. Tanah Datar, Ir. Edi Arman, Kepala Dinas Sosial Kab. Tanah Datar, Sri Mulyani, Kepala Dinas Kesehatan Kab. Tanah Datar, Desnalita dan kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Datar, H. Darisman. (Humas/Hadi-Heri)

5000 masker akan dibagikan kepada Masyarakat yang terkena Dampak Debu Vulkanik Merapi

Laporan : Mustafa Akmal-Batusangkar
Batusangkar,---Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) Tanahdatar Drs Altri Suandi mengakui pihaknya sudah menerima bantuan  Sekitar 5000 masker dari Badan  Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumbar guna melindungi masyarakat yang terkena dampak debu Gunung Marapi dan masker itu akan segera dibagikan kepada masyarakat.
     Hal itu disampaikan Altri Suandi didampingi Kabid Kedaruratan Elwads SH dalam upaya mengantisipasi dampak debu letusan Gunung Merapi di Tanahdatar dan sebelumnya sudah didistribusikan 1.670 lembar masker kepada masyarakat yang rentan terkena dampak debu vulkanik, yakni anak sekolah, ibu hamil dan lanjut usia oleh Tim Sar bersama anggota BPPD Tanahdatar. Meski status gunung yang memiliki ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini, masih waspada level II, tapi masyarakat diminta tetap siaga, tenang, tidak panik dan tidak mudah terpancing isu dari pihak lain yang sengaja memanfaatkan kondisi tersebut. 
     Namun jika ada keraguan raguan tanyakan kepada petugas terkait karena " Kita akan berupaya melakukan perlindungan kepada masyarakat jika sewaktu-waktu gunung meletus," serta  mengajak masyarakat yang melakukan aktivitas di luar rumah agar selalu mengenakan masker, supaya terlindungi dari efek debu vulkanik yang dapat menimbulkan penyakit radang tenggorokan dan sesak nafas termasuk  ventilasi rumah harus ditutup rapat, hewan ternak harus dikandangkan, sumber air warga harus ditutup dan makanan atau minuman yang dijual di kedai harus dijaga sterilisasinya

    Sementara dari hasil monitoringnya Tujuh kecamatan yang terkena dampak debu vulkanik itu, yakni Kecamatan X Koto dengan penduduk 27.814 jiwa, Batipuah berpenduduk 17.379 jiwa, Pariangan berpenduduk 16.184 jiwa, Tanjung Baru berpenduduk 8.165 jiwa, Salimpaung berpenduduk 12.277 jiwa, Sungai Tarab berpenduduk 23.416 jiwa, dan Limo Kaum yang dihuni oleh 4.141 jiwa.  Selain itu, debu vulkanik juga mengancam ratusan hektare sawah dan kebun petani yang siap dipanen, serta puluhan ternak seperti kambing,kerbau dan sapi ujarnya lagi.

Letusan Gunung Merapi meningkat, Masker dibagikan kepada Warga

Jumat, 07 Oktober 2011

Batusangkar----Dampak Debu letusan Gunung Merapi kini sudah mulai dirasakan masyarakat dan dampak itupun sudah disikapi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tanahdatar dengan membagi masker kepada masyarakat diwilayah Puskesmas yang berpotensi dikeluarkan debu.
   Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten tanahdatar Dr Desnalita mengakui Pihaknya telah membagi bagikan masker tersebut kepada masyarakat namun karena jumlahnya terbatas belum seluruh masyarakat yang mendapatkan masker tapi kita telah minta kepada Dinas Kesehatan propinsi Sumatera Barat tambahan masker tersebut dan mudahan mudahan permintaan tambahan masker hari ini bisa kita terima dan masker yang diterima itu bisa kita distribusikan tapi tentu kita prioritasnya kepada wilayah puskesmas terdekat seperti puskesmas wilayah Kecamatan X Koto, Batipuh, Pariangan

BPBD Tanah Datar tengah memasangkan masker kepada warga Sungaitarab


BATUSANGKAR – Abu vulkanik akibat erupsi gunung api Marapi di wilayah Kabupaten Tanah Datar, telah berdampak bagi gangguan kesehatan warga, sehingga masyarakat yang berada di wilayah sebaran abu, seperti wilayah Kecamatan Pariangan dan Sungaitarab, memakai masker untuk menghindari gangguan pernapasan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) Tanah Datar bekerja sama dengan PMI setempat Kamis 6/10 kemarin telah menyerahkan sebanyak 300 buah masker kepada warga Nagari Pariangan dan  Sungaitarab.

Evakuasi Orang Tenggelam di Talago Kanang Koto Baru

Selasa, 06 September 2011


BATUSANGKAR – Dua hari setelah lebaran Idul Fitri 1432 H Jum’at 2/9 merupakan saat berduka bagi sebuah keluarga di wilayah Nagari Koto Baru Kecamatan X Koto Kabuparten Tanah Datar, seorang pria setengah baya Jemmi ( 47 th ) tewas cukup mengenaskan tenggelam di dasar Talago Kanang.
Informasi yang didapat dari warga sekitar TKP menyebutkan, bahwa sekitar pukul 11.00 WIB korban ingin memasang keramba ikan di perairan talago.Malang baginya ketika baru saja ingin memulai pekerjaan, kakinya terpeleset dan badannya tercebur hingga ke dasar telaga yang memiliki kedalaman sekitar 2 meter.
Masyarakat yang ada di sekitar kejadian merasa heran, karena tidak melihat lagi wajah korban di tempat dia bekerja semula, ketika dihampiri, ternyata korban telah tenggelam , masyarakat sekitar langsung melaporkannya ke pihak berwajib di Mapolsek Kecamatan X.Koto.
Anggota Tim SAR Tanah Datar yang berdomisili di sekitar lereng Merapi selang 20  menit telah berada di lokasi kejadian bergabung dengan relawan dari Kota Padangpanjang untuk berupaya mencari warga yang tenggelam tersebut.
Sementara anggoata tim SAR BPBD Tanah Datar yang tengah bertugas di lokasi objek wisata Tanjung Mutiara pinggiran Singkarak setelah mendapat informasi, langsung meluncur ke TKP dengan mengendarai mobil Resque.
Sekitar pukul 11.50 WIB korban berhasil ditemukan dalam keadaan sudah meninggal, jenazahnya langsung dievakuasai dan dilarikan ke rumah sakit Ibnu Sina Padangpanjang untuk dilakukan proses visum et repertum.
“Jenazah korban ditemukan dalam keadaan kaki terpuruh ke dalam lumpur yang ada di dasar telaga, diduga korban sulit untuk melepaskan diri dari lumpur yang cukup tebal”, tutur Muslim anggota SAR Tanah Datar yang berhasil menemukan dan mengevakuasi korban.
Wali Nagari Koto Baru Andi Sutan Mangkuto di sela-sela kegiatan evakuasi korban menyebutkan, bahwa Korban Jemmi sebelum kejadian tengah bekerja memasang jala apung untuk beternak ikan .
Korban meninggalkan dua orang istri dan dua anak, yang kecil masih berumur 8 tahun dan putra sulungnya masih kuliah di salah satu perguruan tinggi di kota Padang, jenazahnya dimakamkan di Nagari Koto Baru pada sore Jum’at 2/9.
Setelah dilakukan proses visum di di rumah sakit Yarsi Padangpanjang, Kepala BPBD Tanah Datar Altri Suandi langsung menyerahkan jenazah kepada salah seorang sanaka keluarganya, untuk selanjutnya dibawa ke Koto Baru untuk dimakamkan di pandam pekuburan keluarga. ( Emrizal ).

Kecelakaan Maut di Saruaso Korban Hangus Terbakar

Jumat, 26 Agustus 2011

Peristiwa calakaan maut telah terjadi di ruas jalan raya Saruaso Kecamatan Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar Jum’at 26/8 kemarin, korban meninggal dunia Tarmizi ( 42 Th ) dalam keadaan jenazahnya hangus terbakar.
Informasi yang didapat di TKP menyebutkan, bahwa kendaraan mobil kijang dengan nomor polisi BA.2507 EL yang dikendarai korban Tarmizi alias Tar Dukun, menabrak mobil xsenia nomor polisi BA.1745 E yang dikemudikan Marda Yanti ( 42 Th ) warga Perumahan Pemda Pagaruyung.

Kebakaran Balai Janggo Pagaruyung

Rabu, 24 Agustus 2011


– Sijago merah kembali mengamuk, sebuah rumah semi permanen milik Dt.Rajo Endah, warga Jorong Balai Janggo Nagari Pagaruyung Kecamatan Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar ludes jadi abu.
Peristiwa yang cukup memilukan bagi keluarga Dt.Rajo Endah itu, terjadi pada Rabu malam 24/8 , korban baru saja pulang dari mengikuti sholat tarawih, api diperkirakan berasal dari lampu dinding dan cepat menjalar ke bagian atap rumah berukuran 5 X 7 meter itu.

Mudik Lebaran Luhak nan Tuo, Tanjung Baru Rawan Longsor

Selasa, 23 Agustus 2011

        Jalur mudik lebaran menuju wilayah Kabupaten Tanah Datar, tepatnya di wilayah Nagari Tanjung Alam Kecamatan Tanjung Baru, rawan longsor,  para pengemudi diharapkan untuk selalu berhati-hati ketika melewati ruas jalan tersebut.
“Hujan lebat yang mengguyur wilayah Kabupaten Tanah Datar sejak Sabtu dini hari 20/8 , mengakibatkan ruas jalan dari Simpang Piladang menuju Kecamatan Tanjung Baru mengalami macet total, karena badan jalan tertimbun tanah longsor”, tutur Kepala BPBD Tanah Datar Altri Suandi.
Untuk mengatasi ruas jalan yang tertimbun longsong, satu unit mobil Resque dari BPBD dan alat berat dari PU Bina Marga Tanah Datar, sejak kemarin pagi 19/8 dikerahkan untuk memindahkan material yang menimbun badan jalan.

Panas Berkepanjangan Berpotensi Kebakaran Hutan di Tanah Datar

Kamis, 04 Agustus 2011

Cuaca panas yang berekepanjangan selama sebulan terakhir ini di wilayah Kabupaten Tanah Datar, menyebabkan sejumlah lahan hutan mudah terbakar, sejak awal bulan Juli 2011 lalu, tercatat telah terjadi sebanyak 31 kali, rumah warga yang dilalap si jago merah mencapai sebanyak 5 buah.

SAR MUDA TANAH DATAR MELAKUKAN PENDAKIAN GUNUNG MERAPI DIPIMPIN LANGSUNG Ny.MIKO ALTRI SUANDI

Rabu, 29 Juni 2011




Anggota  SAR muda Tanah Datar yang melakukan hiking ke gunung Merapi Minggu 26/6 lalu, menikmati langsung mekarnya bunga Edelweis pada hamparan berbatu menjelang mencapai puncak Merpati.
Sebanyak 20 anggota SAR muda binaan BPBD Tanah Datar tersebut, menempuh ruas jalan setapak dari wilayah Nagari Tuo Pariangan, tepatnya pada pinggang bukit di Jorong Padangpanjang., dipimpin ketua rombongan Ny.Miko Altri Suandi.

Album Anggota SAR-BPBD Tanah Datar

Kegiatan SAR - BPBD Tanah Datar