SAR-BNPB TANAH DATAR official website | Members area : Register | Sign in

RIVER RESCUE

Sabtu, 25 Desember 2010

Share this history on :

I. FILOSOFI RESCUE

Untuk menjadi seorang instruktur rescue yang berkompeten, maka ia harus selalu mengasah kemampuan/skill, mengembangan skill, teknik, dan perlengkapan.

Rescue terdiri dari berbagai jenis untuk medan yang berbeda, seperti: Swiftwater Rescue, High Rise Rescue, Cliff Rescue, Surf Rescue, Inflatable Rescue, Dive Rescue, Cave Rescue, dan lain-lain. Jenis – jenis rescue tersebut bisa saling melengkapi satu sama lain, misalnya pada saat rescue arung jeram dimana hanya ada tebing- tebing tinggi disekitarnya. Jadi hindari hanya menganut satu jenis rescue saja.

Yang harus diperhatikan pada rescue yaitu :
1. Usahakan menggunakan metode yang berisoka rendah, dengan alternatif metode yang lebih berisiko.
2. Semua personel harus mempersiapkan kemampuan dalam :
    a. Self Rescue
    b. Menolong orang lain
    c. Menolong korban

Ada 4 hal yang harus diperhatikan agar menjadi instruktur yang berkompeten, yaitu :
a. Training
b. Pratice
c. Eksperince
d. Judgement

Jangan hanya mengacu pada sertifikat dari training saja, tetapi juga harus diasah agar kemampuan meningkat, dan jangan lupa untuk selalu merekam atau melakukan pendataan selama proses tersebut.

Seorang trainee dapat berdiskusi dengan pelatih jika menemukan teknik – teknik baru yang lebih efektif.

Terdapat 4 kompenen dalam SAR :

1. Locate The Victim
    Proses pencarian korban dilokasi, diperlukan waktu relatif lama.

2. Access The Victim
    Proses mendekati atau mencapai korban setelah ditemukan, diperlukan waktu beberapa jam, misalnya harus melakukan discending atau ascending.

3. Stabilization
    Proses menstabilkan dan persiapan melepaskan korban. Kemampuan yang dibutuhkan adalah medis, peralatan, dan skill untuk memindahkan korban. Seorang medis bias hanya fokus pada pengobatan korban tanpa harus memiliki kemampuan rescue.

4. Transport
Proses membawa korban ke tempat yang aman , misalnya dengan teknik tyrolean menyeberang sungai.

Rescue yang sukses adalah merupakan hasil kerja team. Team bisa melibatkan / terdiri dari beberapa orang yang berkompeten di rescue spesialisasinya.

Dalam rescue terdapat 4 peran yang mengacu pada Incident Command System / Critical Incident Management yaitu :

1. The Leader / Incident Commander
    a. Tidak perlu harus memiliki kemampuan teknik rescue
    b. Menguasai Search & Rescue
    c. Seorang yang senior atau mempunyai kemampuan leaderships
    d. Bertanggung jawab untuk mengontrol semua proses rescue

2. The Rigger
    a. Orang operasional
    b. Bertanggung Jawab pada peralatan dan proses pemasangan system rescue dan system delivery

3. The Gofer
    a. Kadang disebut ‘logistic’
    b. Merupakan orang penting kedua setelah leader
    c. Bertanggung jawab pada beberapa hal seperti : pendataan, komunikasi, peralatan , SDM, press release, dan mengontak keluarga korban.

4. Rescuer
    a. Operasional rescue
    b. Rescuer bisa dibuat menjadi kelompok besar atau kelompok kecil dengan tugas yang berbeda
    c. Akan lebih baik jika dibekali dengan kemampuan medis.

Seorang rescuer juga harus dibekali kemampuan low to high rescue, agar memiliki pilihan pada saat dihadapkan pada kondisi tertentu misalnya kejadian di sungai atau banjir di kota.

Terdapat istilah dalam River Rescue, yaitu Reach, Throw, Row, Go, Tow, Hello

1. Reach
    Mencoba untuk meraih korban dari bawah / hilir
2. Throw
    Melemparkan pelampung, atau jika di sungai melemparkan throw bag.
3. Row
    Menggunakan perahu untuk menolong korban
4. Go and Tow
    Merescue dengan berenang mendekati / mencapai korban, sistem ini memiliki resiko lebih besar
5. Hello
    Menggunakan helikopter sebagai alat penunjang


II. 15 HAL MUTLAK DALAM RIVER RESCUE

1. Selalu Menggunakan Pelampung
    Seorang rescuer harus selalu menggunakan pelampung agar tidak terjadi hal-hal yang lebih fatal, sehingga diperlukan persiapan perlengkapan pada saat pre planning.

2. Selalu mengirim pengintai di hulu sungai bagian atas lokasi rescue, idealnya di kedua sisi sungai.
Mereka dibekali komunikator untuk memantau kondisi (mis : banjir), sehingga incident commander dapat mengantisipasi segala kemungkinan

3. Utamakan self rescue, berikutnya rescue dan keamanan rekan 1 tim, dan terakhir korban.
Training saja tidak cukup, tetapi juga harus dilatih dan menambah jam terbang.

4. Harus mempunyai plan kedua
    Seorang Leader harus dapat mempersiapkan SDM, pelengkapan untuk plan kedua sama baiknya dengan plan 1, sehingga jika plan 1 gagal, maka hanya dibutuhkan sedikit waktu untuk melaksanakan plan 2. Melakukan pendataan beberapa kelompok rescue lain yang memiliki kemampuan dan pelengkapan, agar dapat saling membantu sebelum kecelakaan.

5. Selalu memiliki beberapa cadangan rescue di bagian hilir.
    Misalnya menempatkan pelempar throw bag di beberapa tepi, perahu rescue, atau perenang handal.

6. Buat sesimple mungkin
    Cukup dengan skill yang simple, seperti mendayung dan memahami ‘ferry angle’ justru kadang lebih berfungsi pada kasus tertentu, tanpa harus tergantung dengan teknologi yang canggih.

7. Selalu menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan
    Ingat formula : training, practice, experience, dan good judgment, sehingga hanya perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan yang dibawa.

8. Saat di jeram, jangan selalu berpatokan kaki harus pada posisi ke hilir, terutama saat ingin ke pinggir / berenang. Manfaatkan fungsi eddy, usahakan berenang ke eddy atau pada saat memegang throw bag dan mengayun.

9. Jangan pernah mengharapkan korban untuk merescue dirinya sendiri.
    Pada saat kondisi panik korban akan sulit untuk diajak kerjasama. Siapkan absolut 5 dan bantu korban sampai tempat aman.

10. Jangan pernah mengikatkan tali pada rescuer
      Rescuer akan kurang leluasa, dan justru membahayakan, seperti terkunci atau terjebak.

11. Jangan memasang tali memotong atau menyeberang arus sungai
      Jika tali yag dipasang tegak lurus, rescuer akan kesulitan untuk mencapai korban karena justru akan membentuk V. Buat jalur diagonal, sehingga jika rescuer gagal maka ia akan terdorong ke pinggir.
Sistem pemasangan tali langsung memotong akan efektif jika dengan menggunakan perahu (boat system) / ‘high line evacuation’

12. Saat mengikatkan tali menyberang sungai, usahakan jangan berada di sisi dalam tali, tetapi berada di sisi luar

13. Saat korban berhasil dicapai, usahakan jangan dilepaskan
Sudah merupakan hal yang wajar dalam dunia medis. Dokter tidak dapat menolong korban sehingga meninggal dunia. Jika tim rescue tidak dapat membawa korban, maka gunakan absolut 10 dan 9 jika diperlukan.

14. Gunakan helm yang sesuai untuk proses penyelematan di lapangan

15. Bersikap Proaktif
      Jangan menunggu sampai terjadi musibah. Berikan pendidikan ke masyarakat, misalnya SAR, bahaya-bahaya. Persiapan tidak hanya pre-planning, tetapi jika lebih awal lagi justru akan semakin efektif.


III. DINAMIKA SUNGAI

Teknik pengukuran sungai dengan cara menghitung kapasitas sungai adalah : kedalaman rata-rata, lebar sungai, dan kecepatan arus.
Misalnya :
Kedalaman rata-rata : 2 meter
Lebar sungai : 30 meter
Kecepatan arus : 0.6 meter / detik

Kapasitas : 2 m x 30 m x 0.6 m/dtk = 36 meter kubik / detik

Pengukuran kecepatan sungai lebih sulit dibanding mengukur kedalaman dan lebar sungai. Metode pengukuran kecepatan sungai yaitu pada saat turun ke arah hilir sepanjang 30 meter, catat berapa waktu yang dibutuhkan. Kecepatan sungai ditentukan dengan menggunakan tabel dibawah ini :

Menghitung Kecepatan Arus

Waktu Pengarungan dalam detik Kecepatan ArusMeter / detik Kecepatan Km / jam
510151720232529375080110 6.13.12.01.81.51.31.21.10.80.60.40.3 21.910.97.46.45.54.84.43.92.92.51.51.0

Kecepatan arus tergantung pada kedalaman dan lebar. Sedangkan Kubik per detik cenderung konstan.

Kecepatan = kubik / detik
Lebar x dalam
Mis : Kecepatan = 36 = 1.2 meter / detik
15 m x 2 m

Kekuatan Air
Kekuatan air saat menghadapi suatu hambatan tidak berbanding lurus dengan kecepatan arus.
Misalnya : Kecepatan arus 1 m/detik menghasilkan tekanan sebesar 7.7 kg, tetapi jika kecepatan 2x lebih cepat, maka kekuatan akan meningkat sebesar 4x nya.

IV. TERMINOLOGI SUNGAI

DEFINISI

1- Hidraulik
2- Eddy
3- Eddy Fence
4- Hole, Stopper, Keeper (Hidraulik)
5- Haystack, Standing Wave
6- Frowning Hole
7- Smiling Hole
8- Downstream V’s
9- Upstream V
10- Strainer
11- Cushion, Stacked Water Cushion
12- Confluence


KATEGORI SWIFTWATER

Klas I Ombak kecil dan sedikit hambatan
Klas II Jeram mudah dengan ombak sekitar 1 m, tidak perlu scouting, jalur jelas, sedikit manuver
Klas III Jeram tinggi, ombak tidak teratur, manuver cukup kompleks, kadang diperlukan scouting, medan untuk rescue sulit
Klas IV Panjang, jeram sulit, perlu manuver di turbulance, perlu scouting, medan rescue sulit, bagi kayaker perlu kemampuan eskimo roll
Klas V Sangat sulit, panjang, jeram besar dengan rute yang rapat, harus discouting, rescue sulit, bahaya, perlu eskimo roll untuk kayaker
Klas VI Sangat berbahaya, hampir tidak mungkin untuk diarungi, hanya untuk kelas expert


ORIENTASI SUNGAI

River Right : sisi kanan sungai jika melihat ke arah hilir (dari atas)
River Left : sisi kiri sungai jika melihat ke arah hilir

IV. PERLENGKAPAN PRIBADI

PERLENGKAPAN PRIBADI

ü Sepatu
ü Helm
ü Pelampung
ü Wetsuit
ü Drysuit
ü Hoods
ü Sarung Tangan
ü Pisau
ü Peluit
ü Eye Protection

PERLENGKAPAN TIM

Jml Kebutuhan Keterangan
21306162021232 pasang14442 pasang1121 Tali rescue 60 meteran (11 mm atau 12.5 mm)Tali rescue 100 meteran (11 mm atau 12.5 mm)Locking D Carabiner50 mm pulleyO ring / steel rigging ring7mm prusikWebbing 4.5 m x 25mmRecucendersLine gunRescue boardsThrow bagChurchill fins / sepatu katakRescue life jacketPersonal flotationDrysuit / wetsuitHelm water rescueSwimming glovesRaft self bailing (3.5 m – 4.3 m)Oar frame / 7 dayungRadioMedical kit
(untuk kebutuhan anggota rescue 14 orang)

PERALATAN TEKNIS

1- Carabiner 8- Kooteney Carriage dan Knot Passing Pulleys
2- Screw Links 9- Edge dan Parapet Rollers
3- Steel Ring / O ring 10- Figure 8 Plate
4- Gibbs Type Ascenders 11- Brake Bar Racks
5- Rescucenders 12- Sticht Belay Plate
6- Handled Ascenders 13- Artificial Anchors
7- Pulleys

V KOMUNIKASI

Pada saat kondisi kecelakaan atau rescue, maka diperlukan manajemen yang baik, khususnya dalam hal komunikasi. Rescuer akan kesulitan untuk berkomunikasi dengan efektif karena kondisi medan, misalnya kondisi kontur, saat hujan atau gangguan suara sungai. Salah satu metode yang efektif pada kondisi tersebut adalah :

Hand Signal

Ø Satu tangan lurus diatas kepala Distress, Butuh bantuan

Ø Dua tangan membentuk ‘O’ Oke
atau 1 tangan memegang kepala

Ø Dua tangan lurus diatas kepala sambil Gerak, renang, lanjut
digerakkan ke kiri / kanan

Ø Dua tangan lurus diatas kepala, lengan Eddy out
digerakkan ke kiri / kanan

Ø Dua lengan disilangkan dada Butuh medis dan pertolongan




Tiupan Peluit

1 tiupan Berhenti / perhatian
2 tiupan Upstream
3 tiupan Downstream
3 tiupan diulang-ulang Emergency


VI BERENANG OFENSIF ATAU AGRESIF

BASIC / DEFENSIF

Posisi badan kearah hilir dengan kaki sambil menginjak-injak, dan usahakan agar posisi tubuh dan kaki tetap selalu kearah hilir.

OFENSIF / AGRESIF

Cara berenang ofensif dengan dibantu backstroke kuat dan ferry angle yang baik dalam kondisi tertentu dirasakan kurang efektif. Sehingga diperlukan teknik berenang yang lebih agresif.

Cara berenang adalah dengan gaya bebas yang lebih kuat dan cepat. Beberapa situasi yang sesuai untuk berenang secara agresif, yaitu :
· Keluar masuk eddy
· Arus dalam dan deras
· Bergerak ke samping di ombak besar
· Mengejar korban
· Mendekati strainer
· Menggunakan river rescue board
· Meraih korban
· Menyeberang sungai

Konsep ferry angle harus diperhatikan pada saat swimmer hendak mencapai titik / tepi sungai tertentu dengan sudut kemiringan 45 derajat. Berenang agresif harus ditunjang dengan kemampuan dan peralatan yang menunjang, seperti penggunaan sepatu yang sesuai.

Perenang agresif memiliki resiko cidera pada paha, lutut, keram perut, dan dislokasi lengan.

VII FERRY ANGLE

Sama halnya dengan perahu, prinsip ferry angle juga dapat diterapkan untuk perenang, yaitu dengan posisi 45 derajat dari garis arus. Pengambilan arah sudut harus sesuai dengan kebutuhan atau sasaran yang akan dicapai, seperti korban atau eddys

(Di ambil dari celotehannya si Golis dari Jogja, bosnya Elo Rafting)
Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : youremail@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Album Anggota SAR-BPBD Tanah Datar

Kegiatan SAR - BPBD Tanah Datar